Pasti sudah tidak asing bagi kita
dengan acara-acara sketsa komedi yang biasa ditayangkan di tv. Tapi apakah kita
semua menyadari bahwa ada sesuatu yang salah dalam acara berkedok “komedi”
tersebut?.
Dapat kita lihat pada acara
komedi di sebuah stasiun tv swasta yang menghadirkan dalang dan beberapa pemain
sebagai wayang (pemain), disela-sela komedi kita akan disuguhkan
tindakan-tindakan yang pasti membuat
kita tertawa dan seringkali itu berhubungan dengan kekerasan dan perkataan
saling mengejek, walaupun di bawah layar tertulis “adegan ini hanya rekayasa”
atau “adegan ini menggunakan alat yang tidak berbahaya” namun secara tidak
langsung kita akan terpengaruh atau bahkan membawa adegan tersebut dalam
kehidupan sehari-hari kita.
Ada juga salah satu acara di
sebuah stasiun tv yang juga bertema komedi yang sudah beberapa kali mendapatkan
teguran oleh KPI karena lawakan salah seorang pemainnya (inisial OS) yang
seringkali “berlebihan”, entah untuk menaikan rating atau memang begitulah
pribadinya. Tidak hanya dalam acara tersebut ia mendapatkan teguran tetapi di
beberapa acara lain seperti acara music pagi (lala-yeyeye) di stasiun tv yang
berbeda.
Beberapa kasus yang saya paparkan
diatas membuat pertanyaan di kepala saya sendiri “Apakah komedi selalu erat dengan kekerasan
fisik dan ejek mengejek?”.
Tidak saya pungkiri terkadang
sayapun tertawa saat melihat acara komedi yang menyertakan adegan-adegan kurang
pantas tersebut, tetapi tak jarang pula saya berargumen pada diri saya sendiri “harusnya
lawakannya nggak gini deh”.
Dan yang paling saya tidak habis pikir
mengapa orang yang jelas-jelas sering mendapatkan teguran dari KPI dan kita semua
tahu bahwa perkataannya seringkali menyinggung beberapa pihak masih saja
dipakai untuk sebuah acara atau bahkan beberapa acara. Dimanakah ketegasan
pihak yang berwenang pada saat-saat seperti ini?, haruskah fungsi televisi sebagai
media edukasi terhapuskan?
Ini menjadi tugas kita
bersama,bukan hanya KPI, bukan hanya stasiun TV tapi KITA BERSAMA. Kita adalah
konsumen dari acara-acara televisi tersebut, maka kitalah yang harus bisa
memilah manakah tontonan yang tepat dan sehat untuk kita konsumsi. Dengan tidak
menonton acara yang memiliki mutu rendah kita sama saja telah membantu
mengembalikan fungsi televisi yang sebenarnya. Karena secara otomatis rating
dari acara yang tidak bermutu tersebut akan turun dan tidak menutup kemungkinan
acara tersebut akan hilang atau merubah konsepnya menjadi lebih baik lagi.
Inilah yang kita semua inginkan. Tontonan yang menghibur namun memiliki mutu
yang tinggi sehingga dapat menghasilkan pula generasi yang memiliki “jaminan
mutu”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar